PENJUAL pulsa skala kecil harus bersiap-siap
menambah modal jika ingin terus berusaha.
Pasalnya, XL Axiata sebagai salah satu
operator telekomunikasi mulai menerapkan
aturan baru yang membatasi transaksi isi
ulang harian bagi non-traditional Dompet
Pulsa (dompul) ritel. Aturan itu menjadikan
pengusaha server pulsa yang menyediakan
isi ulang all operator terancam hanya bisa
melakukan 100 transaksi per hari sebelum
dompulnya diblokir.
Mengapa hal itu menjadi ancaman bagi usaha
pulsa skala kecil? Sebab, dengan adanya jalur
distribusi pulsa isi ulang produk prabayar 11
operator, penjual pulsa hanya perlu bermodal
satu handphone dengan satu nomor yang
berisi saldo mulai kisaran Rp 100 ribuan.
''Tidak perlu menyiapkan banyak handphone
untuk melayani kebutuhan pulsa pelanggan.
Padahal, tanpa adanya server pulsa all
operator, mereka harus membeli sendiri
masing-masing chip isi ulang dari setiap
operator,"
papar Ketua Umum Asosiasi
Server Pulsa Indonesia (Aspindo) Dwi
Lesmana dalam press conference deklarasi
Aspindo Wilayah Jatim kemarin (26/4).
"Seperti Telkomsel dengan M-Kios, Indosat
melalui I-Sev, dan XL dengan dompul yang
diisi sekitar Rp 100 ribuan."
Tetapi, XL Axiata mengumumkan aturan
transaksi isi ulang harian 100 kali per hari per
26 April 2010.
Program itu diklaim bertujuan
untuk mendukung pertumbuhan non-
traditional retail yang sehat dan mencegah
penjualan di luar jalur yang ditetapkan.
Syarat dan ketentuan yang diberlakukan,
antara lain, bila transaksi lebih besar atau
sama dengan 100 kali transaksi isi ulang,
secara otomatis dompul tidak bisa melakukan
transaksi isi ulang untuk sementara waktu.
Nomor dompul bisa melakukan transaksi
kembali secara otomatis pada keesokannya
mulai pukul 00.00.
Tentu saja, hal itu membuat gerah pengusaha
server pulsa. Sebab, per Senin kemarin (26/4)
nomor dompul XL Axiata mereka langsung
diblokir saat melakukan 100 transaksi.
''Padahal, server pulsa biasa melakukan
hingga puluhan ribu transaksi dari banyak
operator,''
jelas Dwi.
Menurut dia, aturan baru XL Axiata tersebut
mengakibatkan pengusaha server pulsa tidak
bisa melayani permintaan pulsa para agen.
Padahal, satu pengusaha server rata-rata
memiliki 5.000 agen. Bahkan, ada yang
mencapai 15 juta agen.
''Pengusaha server
sebenarnya merupakan toko yang kulakan
pulsa dari diler yang ditunjuk oleh masing-
masing operator,"
terang ketua panitia
Mahrus Muzammil saat deklarasi Aspindo
Jatim.
"Namun, kami memiliki kreativitas
menciptakan server yang bisa menggabung
kan semua chip all operator. Berlakunya
aturan tersebut menjadi salah satu ide
pembentukan Aspindo Wilayah Jatim
kemarin. Mereka ingin punya organisasi resmi
yang memiliki posisi tawar menawar, baik
kepada operator telekomunikasi maupun
pemerintah.
''Rencana kerja dalam jangka
pendek adalah pengakuan dari operator
telekomunikasi bahwa para pengusaha server
ini merupakan jalur distribusi pulsa yang
sah,'' katanya.
Dari data sementara yang
dimiliki Aspindo, sekitar 3.000-5.000
pengusaha server ada di tanah air. Posisi
penguasaan terhadap distribusi pulsa
mencapai 60-70 persen dari total transaksi
pulsa all operator atau sekitar Rp 6 triliun per
bulan.
Keuntungan pengusaha server pulsa itu
sekitar Rp 100 per transaksi. Sementara itu,
penjual pulsa kepada end user mendapatkan
keuntungan Rp 500-Rp 750 per transaksi.
Bisnis isi pulsa skala kecil makin tumbuh
subur. Selain lonjakan dari jumlah pengguna
HP, itu juga dipicu krisis ekonomi yang
membuat banyak orang mencari usaha
dengan modal terjangkau.
Tag operator ,server ,pulsa elektrik ,telkomsel ,pulsa murah ,pengusaha ,komentar ,indonesia ,distributor ,tersebut ,pulsa elektronik ,voucher ,tentang kami ,sukses ,registrasi ,produk ,popularity ,ponsel ,penjualan ,pengurus ,mining ,mereka ,kepada ,kebijakan ,karena ,jawa barat ,jakarta ,indosat ,hingga ,hari ini ,facebook ,dompet ,deposit ,cluster ,chip yang ,bisnis pulsa ,berita ,berdiri ,asosiasi ,anggota ,agen pulsa
Wednesday, March 23, 2011
Aspindo Pulsa Resmi Berdiri
4:56 AM
Rian romanto
No comments
0 comments:
Post a Comment